Langsung ke konten utama

Psikologi Syukur



Cara terbaik untuk hidup yang baik adalah saat engkau membuka mata yang diawali dengan rasa syukur sampai engkau kembali menutup mata yang diakhiri dengan rasa syukur ~Alhayyuni



Sudahkah anda bersyukur ?

Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`ing kafartum inna 'ażābī lasyadīd





“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu menyeru; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

(surah Ibrahim : ayat : 7)
Dalam kamus bahasa Indonesia syukur berarti ucapan dari perasaan senang/bahagia/melegakan ketika mengalami suatu kejadian yang baik.  Konsep syukur sesungguhnya adalah istilah Arab ( ﺷُﻜُﺮً )  yang dipahami sebagai bentuk (sighat) mashdar dari kata kerja Syukuran, Syakara, Wa Syukuran, Wa Syakara yang memiliki makna “Pujian atas kebaikan” dan penuhnya sesuatu” .

 Pemaknaan syukur sesuai dengan penegasan Al-qur’an dalam surah Ibrahim ayat 7, yang memberikan kepastian bagi seorang hamba yang pandai bersyukur, akan memperoleh tambahan nikmat karena perilaku beryukur merupakan makna penting yang bisa dijadikan pegangan dalam memahami nilai dan wawasan syukur dalam kehidupan ini. Perilaku bersyukur adalah ketika seseorang yang merasa cukup dan puas dengan nikmat yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala,tanpa ada rasa mengeluh dan merasa kekurangan. mulutnya basah dengan kalimat "Alhamdulillah" atas apapun yang ia dapatkan.
Syukur adalah ibadah

Allah Ta’ala di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas perintah Allah.

Allah Ta’ala berfirman :


 “Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)


Allah Ta’ala juga berfirman :

 “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172).


Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.


Manfaat kebersyukuran bagi kejiwaan


            Selain syukur sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, orang yang memiliki sifat syukur juga akan mengalami perkembangan kejiwaan yang baik. Dalam dunia keilmuan khususnya ilmu psikologi, konsep syukur dikategorikan dalam ranah psikologi positif, sehingga banyak para psikolog melakukan berbagai eksperimen untuk mencermati kondisi seseorang yang membiasakan diri untuk bersyukur.


            Awalnya konsep syukur dikaji oleh para psikolog bernama Robert A. Emmons dan Michael E.McCullough, yang mempunyai gairah dan motivasi untuk meneliti kondisi psikologis seseorang dalam menyikapi segala karunia yang datang. Dua psikolog tersebut berupaya mencari kekuatan atau energi positif dalam jiwa orang yang bersyukur lalu melakukan eksperimen untuk membuktikan keahsyatan dari perilaku yang dekat dengan agama ini.


            Robert Emmons sudah menemukan banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan oleh orang-orang yang mempraktikkan perilaku syukur dalam berbagai aspek kehidupan.  Robert Emmons melakukan kajian pada tahun 1998 yang melibatkan mahasiswa dengan hasilnya adalah para mahasiswa yang beryukur memberitakan bahwa ada peningkatan dalam masalah kesehatan dan semakin membaiknya hubungan sosial diantara teman-teman mereka,







Referensi:



Emmons, Robert.A.”The Psychology of Gratitude:An Introduction”. Dalam R.A. Emmons, & M.E McCullough. The Psychology of Gratitude. New York : Oxford University Press,2004.

Takdir, Mohammad. Psikologi Syukur : Perspektif Psikologi Qurani dan Psikologi Positif untuk enggapai Kebahagiaan Sejati (Authentic Happines). Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2018.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Publisitas

Definisi Publisitas Publisitas merupakan istilah yang popular bukan saja dalam dunia PR tapi dalam dunia sehari-sahari. dalam pandangan Judith Rich (dalam Lesly, 1992:257), tak ada batasan untuk ruang kreatif kegiatan publisitas itu, selain batasan-batasan etika. Namun kreatifitas yang menghasilkan karya yang bagitu kreatif dan menyenangkan namun tak memberikan apa-apa bagi apa yang dipublikasikan. Artinya, kreatifitas disini adalah kreatifitas untuk mewujudkan atau mencapai tujuan organisasi. Publisitas adalah penempatan berupa artikel , tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan umum. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arah. Kata publisitas berasal dari kata inggris, publicity yang memiliki